Indonesia harus bangsa, karena putra bangsa atau putra Indonesia menjadi salah satu pemimpin misi perdamaian dunia beliau adalah mayor jendral TNI Imam Edy Mulyono. Mayjen Iman Edy Mulyono ini adalah sosok pria yang tanggung dan kuat buktinya sekarang beliau menjadi pemimpin komandan pasukan PBB. Beliau ini ditempatkan di Sahara Barat sebagai pemimpin atau panglima PBB dari 36 negara. Menurut informasi yang saya dapat, beliau adalah keturunan dari keluarga TNI atau dari keluarga tentara, oleh sebab itu sosok dari MayJen Imam Edy Mulyono ini sangatlah disiplin dalam keluarga atau pun kehidupan sehari-hari.
Sebelum Myjen Iman Mulyono diangkat sebagai pemimpin atau panglima pasukan misi perserikatan bangsa-bangsa (PBB).Mulyono bertugas dalam Operasi Penjaga Perdamaian dan sebelumnya menjabat sebagai Staf Senior untuk Pusat Pelatihan dan Komandan Pasukan Penjaga Perdamaian Indonesia.
Beliau bergabung dalam Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada tahun 1984. Dia pernah memimpin sebuah pasukan infanteri dan sebuah batalyon infanteri sebelum menjadi Pengajar pada Sekolah Komando Staf Angkatan Darat .
Sebelum Myjen Iman Mulyono diangkat sebagai pemimpin atau panglima pasukan misi perserikatan bangsa-bangsa (PBB).Mulyono bertugas dalam Operasi Penjaga Perdamaian dan sebelumnya menjabat sebagai Staf Senior untuk Pusat Pelatihan dan Komandan Pasukan Penjaga Perdamaian Indonesia.
Beliau bergabung dalam Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada tahun 1984. Dia pernah memimpin sebuah pasukan infanteri dan sebuah batalyon infanteri sebelum menjadi Pengajar pada Sekolah Komando Staf Angkatan Darat .
Mulyono akan menggantikan Mayor Jenderal Abdul Hafiz
dari Bangladesh, yang tugasnya berakhir
pada tanggal 23 Juli. "Sekretaris Jenderal sangat berterima kasih kepada
Mayor Jenderal Hafiz untuk pelayanan, keteladanan dan kontribusinya pada
MINURSO sejak Juli 2011," kata pernyataan itu.
Mayjen Imam Edi Mulyono merupakan Perwira TinggiTinggi TNI
ketiga dari Indonesia yang mendapatkan kepercayaan menduduki jabatan strategis
pada pasukan perdamaian PBB. Pada tahun 1976-1978, Mayjen Rais Abin menduduki
posisi Force Commander pada UN Emergency Force (UNEF) di Mesir, dan Brigjen
Susilo Bambang Yudhoyono menjabat sebagai Chief Military Observer pada misi
United Nations Transitional Authority in Eastern Slavonia, Baranja and Western
Sirmium (UNTAES), Kroasia (1995-1996).
Mayjen Mulyono sebelumnya menjabat Komandan Pusat Misi
Pemelihara Perdamaian (PMPP) TNI (2011-2013) dan juga terlibat dalam sejumlah
operasi Misi Perdamaian PBB, di antaranya sebagai Observer Militer pada Misi
PBB UNOMIG (United Nations Observer Mission in Georgia).
Mulyono memperoleh gelar Master dari Nanyang Technological
School di Singapura dan merupakan alumni United Nations Senior Mission Leader
Course di Mako PMPP TNI, Sentul, Jawa Barat.
MINURSO dibentuk pada tahun 1991, dan bertugas memantau
gencatan senjata di Sahara Barat, serta mengorganisir referendum tentang
penentuan nasib sendiri bagi rakyat di
kawasan itu.
PBB telah terlibat dalam upaya mencari penyelesaian damai di
Sahara Barat sejak tahun 1976. Ketika itu pertempuran pecah antara Maroko dan
Polisario Frente setelah pemerintahan kolonial Spanyol meninggalkan wilayah tersebut.
MINURSO merupakan misi Pasukan Perdamaian PBB (United
Nations Peace Keeping Operations/UN PKOs) yang dibentuk berdasarkan resolusi
Dewan Keamanan No. 690 (1991), sejalan dengan kesepakatan antara Pemerintah
Maroko dan kelompok Frente Popular para la Liberacin de Saguia el-Hamra y de Ro
de Oro (Frente POLISARIO), pada tanggal 30 Agustus 1988.
MINURSO dimandatkan untuk sejumlah tugas, di antaranya
mengawasi gencatan senjata, memverifikasi penurunan jumlah pasukan Maroko di
wilayah Sahara Barat serta memastikan terselenggaranya referendum yang bebas
dan adil dalam penentuan nasib rakyat di wilayah Sahara Barat.